Notification

×

114.704 Rumah Tangga Dapat Bantuan Pasang Baru Listrik di Tahun 2024

Jumat | September 15, 2023 WIB Last Updated 2023-10-02T16:13:17Z

Suasana deklarasikan EMIR mendukung pencalonan Ridwan Kamil menjadi Cawapres 2024, Kamis (14/09/2023) di Jakarta.

Pelitakota.com|JAKARTA, BN NASIONAL - Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Komisi VII DPR RI telah menyetujui RKA-K/L Tahun 2024 dengan anggaran sebesar Rp. 6.798.653.040.000, yang menghasilkan peningkatan kuota Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) untuk 114.704 Rumah Tangga (RT).


Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menjelaskan bahwa optimalisasi anggaran ini bertujuan untuk memastikan pembangunan infrastruktur dapat langsung bermanfaat bagi masyarakat.


"Dengan tidak ada tambahan anggaran untuk infrastruktur, Kementerian ESDM berhasil mengoptimalkan belanja barang internal, menghasilkan efisiensi sebesar Rp89,25 miliar, yang kemudian dialihkan sebagai tambahan Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) untuk 34.704 rumah tangga (RT), meningkatkan jumlah total dari 80.000 RT menjadi 114.704 RT," kata Arifin dalam pertemuan dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta pada Rabu (13/9/2023).


Program BPBL, yang memberikan sambungan listrik gratis kepada masyarakat tidak mampu dengan tarif terjangkau, juga bertujuan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dan taraf hidup masyarakat.


"Program ini menunjukkan komitmen Pemerintah dalam mendukung masyarakat di daerah terpencil yang memerlukan penerangan," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan (Dirjen Gatrik) Jisman Hutajulu.


Pada tahun 2022, Kementerian ESDM telah menargetkan 80.000 rumah tangga mendapatkan sambungan listrik gratis melalui program BPBL. Realisasi akhir tahun 2022 melampaui target tersebut dengan mencapai 80.183 rumah tangga atau 100,2%. Pada tahun 2023, Program BPBL akan dilanjutkan dengan menyasar 125.000 rumah tangga di seluruh Indonesia.


"Masih ada masyarakat kurang mampu yang belum mendapatkan akses listrik secara langsung sebagai pelanggan PLN, meskipun jaringan listrik PT PLN (Persero) telah ada di depan rumah mereka. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan untuk membayar biaya pasang baru listrik, sehingga mereka harus berbagi sambungan listrik dengan tetangga," jelas Jisman.**