Notification

×

Tidak Hadiri RDP, Anggota DPRD Batam Kecewa Kepada Pengusaha Gelper

Senin | Januari 03, 2022 WIB Last Updated 2022-01-05T02:09:58Z

Dok. Pelitakota.com/ Salah Satu Arena Permainan Game Elektronik di kawasan Mitra Mall, Batuaji. 



Pelitakota.com| Batam, Rapat Dengar Pendapat (RDP) Pansus Ranperda Pajak dan Retribusi DPRD Batam dengan pengusaha arena permainan anak-anak dan keluarga di Batam yang digelar di ruang serbaguna DPRD Kota Batam, Jumat (31/12/2021), membahas potensi pemasukan pajak daerah dan penurunan pajak arena permainan anak-anak dan keluarga atas usulan para pengusaha.


Dalam RDP yang dipimpin oleh Budi Mardianto didampingi Ides Madri beserta anggota Pansus, dan turut hadir dalam Rapat Ketua APGEMA (Asosiasi Pengusaha Game Elektronik Anak-anak dan Keluarga) Jonni Pakkun serta 3 orang anggota lainnya. 


Anggota Pansus Ranperda Pajak dan Retribusi dari Fraksi Gerindra, Muhammad Rudi menyampaikan kekecewaannya dalam forum tersebut. Pasalnya, para pengusaha gelper sudah beberapa kali diundang RDP, namun hanya sebagian kecil yang hadir.


“Bila pengusaha gelper ini sudah tidak kompak, sekian banyak yang diundang, namun hanya sebagian kecil yang datang,” ujar Muhammad Rudi.


Dari 21 arena permainan anak-anak dan keluarga yang memiliki izin dan masih beroperasi saat ini, hanya 11 yang hadir yang diwakili oleh APGEMA.


Foto.DPRD Kota Batam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Pengusaha Gelper. 


Sementara yang 10 arena permainan anak-anak dan keluarga lainnya tidak ada yang hadir atau pun yang mewakili.


“Saya mewakili 11 pengusaha gelanggang permainan untuk hadir dalam RDP ini, yang 10 lainnya kami tidak tahu,” ungkap Jhony Pakkun.


Sementara itu, Pimpinan (RDP) Ides Madri menanggapi, setelah mendengarkan masukan baik dari pengusaha gelper maupun anggota pansus. Namun Ides Madri menegaskan, dalam RDP kali ini membahas masalah naik atau turunnya pajak arena permainan anak-anak dan keluarga, bukan masalah buka atau tutupnya tempat tersebut.


Kalau masalah buka atau tutup nanti di kesempatan lain bisa dibahas di Komisi I. Di sisi lain juga melihat adanya beberapa masyarakat yang menggantungkan penghasilannya sebagai karyawan di tempat tersebut.


Akhirnya, pimpinan rapat memberikan waktu kepada para pengusaha arena permainan anak-anak dan keluarga untuk berkomunikasi lagi dengan pengusaha yang lain, yang tidak hadir. Kemudian, akan dijadwalkan kembali RDP selanjutnya.


“Kali ini kita membahas naik atau turunnya pajak arena permainan anak-anak dan keluarga, bukan masalah buka atau tutup, di sana juga banyak keluarga yang menggantungkan hidupnya sebagai karyawan, kita berikan kesempatan bagi pengusaha untuk berkomunikasi lagi dengan yang lain dan kita akan jadwalkan RDP selanjutnya,” tandas Ides Madri.

RIS