Notification

×

“Sinopsis : Usai Cerita, Hujan dan Senja saksinya” - Tulisan Kreatif Artikel Mahasiswa Universitas Pertamina

Jumat | Januari 12, 2024 WIB Last Updated 2024-01-12T11:11:53Z



Penulis : Gortap Runggu Marsahala Tua S

NIM : 106120022

Universitas Pertamina


Judul Buku : Senja, Hujan. Dan Cerita Yang Telah Usai

Penulis : Boy Candra

Penyunting : -

Cetakan : Cetakan keempat belas

Tebal Buku : 239 Halaman

Tahun terbit : 2016

Penerbit : Mediakita

Link e-book : https://www.academia.edu/35391622/Senja_Hujan_and_Cerita_yang_Telah_Usai 


Novel ini mengisahkan tentang cinta yang telah berakhir dan perasaan masa lalu yang diungkapkan melalui puisi. Dipersembahkan khusus untuk individu yang pernah merasakan luka yang sulit dilupakan, termasuk yang mencintai namun terkhianati, bahkan yang pernah melakukan pengkhianatan. Penulis, berbagi posisi emosional yang sama dengan pembaca, mengundang kita untuk mengenang tanpa melupakan tujuan pulang.


Dalam penelusuran masa lalu yang penuh kenangan, penulis, disertai suasana senja dan hujan yang dijelaskan oleh Boy Candra, menyampaikan bahwa revisiting masa lalu seharusnya tidak membuat kita terperangkap dalam kenangan. Sebaliknya, ini merupakan kesempatan untuk bertransformasi menjadi versi diri yang lebih baik. Melalui karyanya, Boy Candra mendorong kita semua untuk memulai perbaikan dan menata ulang perasaan yang melibatkan rindu. Dia dengan tegas menegaskan bahwa masa lalu adalah cerita yang telah berakhir, bahkan jika melibatkan kenangan hubungan yang diharapkan membawa kebahagiaan, keharmonisan, dan kemesraan yang akhirnya berakhir dengan menjadi orang yang asing.


Jarak memiliki dampak signifikan terhadap kepercayaan dalam hubungan, memicu pikiran yang dipenuhi dengan kenangan bersama, seperti hujan dan senja. Antara tetesan hujan, terdapat ribuan cerita berbagi, mulai dari mandi hujan bersama hingga berbagi pelukan dan keluh kesah menenangkan. Senja mengingatkan Boy Candra pada keharmonisan yang pernah ada, tetapi cerita harus berakhir karena ada orang baru yang mengambil tempatnya. Ketidaksetujuan tersebut diungkapkan dengan jujur, bahwa hati orang lain tidak mampu menyamai luasnya hati Boy dalam menerima segala kekurangan pasangannya. Cerita bersama telah berakhir, meninggalkan kehilangan yang sulit dijalani oleh keduanya. Dengan kata lain, novel ini tidak berisi kumpulan cerpen atau puisi yang puitis, tapi bisa disebut sebagai buku catatan harian yang merangkum kisah kehidupan seorang Boy Candra. Tapi harus diingat, bahwa melupakan kesedihan bukan berarti melupakan segala kenangan pahit yang pernah terjadi, dan untuk mengenang segala kisahnya, novel ini bisa menjadi solusi yang tepat. 




Patah hati adalah perjalanan yang harus dihadapi sendiri, menurutnya. Dia menekankan pentingnya merasakan sedih dalam batas wajar, memahami bahwa patah hati sebenarnya bisa menjadi ungkapan tulus dalam mencintai, meskipun tidak selalu direspons. Novel "Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai" oleh Boy Candra, meskipun judulnya terkesan galau, menawarkan pelajaran dan kenangan hidup yang dapat membantu seseorang bangkit dan menata perasaan untuk masa depan yang lebih baik.


Sinopsis novel ini mengajak pembaca untuk mengenang masa lalu, terutama bagi mereka yang pernah merasakan luka, mencintai dan terkhianati, bahkan yang mengkhianati dan menyadari kesalahannya. Penulis mengingatkan untuk tidak terlalu terperangkap dalam kenangan, melainkan fokus pada perjalanan ke depan setelah petualangan panjang di masa lalu. Novel ini mengusung tema cinta dan patah hati, ditunjukkan oleh desain sederhana sampulnya yang mencerminkan kesedihan. Meskipun terdiri dari tujuh bagian, buku ini lebih seperti catatan harian yang merangkum kisah kehidupan Boy Candra. Novel Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai Dengan mengusung tema cinta dan patah hati, sampul novel ini terlihat sangat sederhana karena hanya dihiasi warna hitam dan putih, dengan ilustrasi rintik hujan, sebuah kursi, dan payung berwarna hitam. Jika dilihat lebih detail, ilustrasi tersebut menggambarkan kesedihan yang akan lebih terasa saat kamu membaca novel ini lebih dalam lagi. 


Pesan yang disampaikan adalah bahwa mengenang masa lalu bukanlah kesalahan, namun masa kini dan masa depan harus menjadi fokus utama. Setelah mengenang, langkah selanjutnya adalah kembali ke "jalan pulang." Meskipun berisi cerita penuh emosi, novel ini dapat menjadi sarana untuk menenangkan pikiran dan hati yang sedang bergejolak.


Pesan yang dapat diambil dari pengalaman ini adalah bahwa cinta tidak hanya sebatas perjuangan, melainkan juga pelajaran tentang bagaimana rasanya diperjuangkan. Meskipun melibatkan sedih, penting untuk tetap berjalan dan menahan perasaan. Ikhlas menjadi kunci pembelajaran yang konsisten dalam perjalanan hidup, memahami artinya menerima kenangan pahit dengan lapang dada. Merelakan dan tidak terjebak dalam dendam terhadap masa lalu menjadi langkah penting. Jujur terhadap perasaan saat ini ditekankan, sambil terus melangkah maju dalam perjalanan ke depan.


Novel "Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai" oleh Boy Candra dianggap sebagai kelanjutan dari pesan-pesan ini. Jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang kisahnya, Ayo membaca novel ini.