Notification

×

“Resensi; Kenangan yang Usai, Hujan dan Senja Jadi Saksinya” - Tulisan Kreatif Artikel Mahasiswa Universitas Pertamina

Jumat | Januari 12, 2024 WIB Last Updated 2024-01-12T11:40:41Z

Penulis : Gortap Runggu Marsahala Tua S

NIM : 106120022

Universitas Pertamina

RESENSI NOVEL


Judul Buku : Senja, Hujan. Dan Cerita Yang Telah Usai

Penulis : Boy Candra

Penyunting : -

Cetakan : Cetakan keempat belas

Tebal Buku : 239 Halaman

Tahun terbit : 2016

Penerbit : Mediakita

Link e-book : https://www.academia.edu/35391622/Senja_Hujan_and_Cerita_yang_Telah_Usai 


Ketika berbicara tentang karya Boy Candra, penting untuk mengulas dengan mendalam salah satu karyanya yang sangat mengagumkan, yaitu novel "Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai". Karya ini menggambarkan pengalaman perasaan dan hati, diciptakan khusus untuk mereka yang sedang mengalami luka, pengkhianatan, dan kesulitan untuk melupakan, atau yang sering disebut sulit untuk move on. 

Novel ini mengangkat curahan hati dan cerita sedih yang sering disandingkan dengan suasana saat senja dan hujan. Buku ini dibuat untuk semua orang yang pernah melukai dan dilukai sehingga ia terjebak dalam rasa bersalah dan kesulitan untuk melupakan cerita yang telah usai itu.mengisahkan tentang cinta yang telah berakhir dan perasaan masa lalu yang diungkapkan melalui puisi. 

Penulis, berbagi posisi emosional yang sama dengan pembaca, mengundang kita untuk mengenang tanpa melupakan tujuan pulang. Dalam penelusuran masa lalu yang penuh kenangan, penulis, disertai suasana senja dan hujan yang dijelaskan oleh Boy Candra, menyampaikan bahwa revisiting masa lalu seharusnya tidak membuat kita terperangkap dalam kenangan. 

Sebaliknya, ini merupakan kesempatan untuk bertransformasi menjadi versi diri yang lebih baik. Melalui karyanya, Boy Candra mendorong kita semua untuk memulai perbaikan dan menata ulang perasaan yang melibatkan rindu. Dia dengan tegas menegaskan bahwa masa lalu adalah cerita yang telah berakhir, bahkan jika melibatkan kenangan hubungan yang diharapkan membawa kebahagiaan, keharmonisan, dan kemesraan yang akhirnya berakhir dengan menjadi orang yang asing. Novel ini mengisahkan tentang cinta yang telah berakhir dan perasaan masa lalu yang diungkapkan melalui puisi. 

Dipersembahkan khusus untuk individu yang pernah merasakan luka yang sulit dilupakan, termasuk yang mencintai namun terkhianati, bahkan yang pernah melakukan pengkhianatan. Penulis, berbagi posisi emosional yang sama dengan pembaca, mengundang kita untuk mengenang tanpa melupakan tujuan pulang.


Jarak memiliki dampak signifikan terhadap kepercayaan dalam hubungan, memicu pikiran yang dipenuhi dengan kenangan bersama, seperti hujan dan senja. Antara tetesan hujan, terdapat ribuan cerita berbagi, mulai dari mandi hujan bersama hingga berbagi pelukan dan keluh kesah menenangkan. Senja mengingatkan Boy Candra pada keharmonisan yang pernah ada, tetapi cerita harus berakhir karena ada orang baru yang mengambil tempatnya.


Ketidaksetujuan tersebut diungkapkan dengan jujur, bahwa hati orang lain tidak mampu menyamai luasnya hati Boy dalam menerima segala kekurangan pasangannya. Cerita bersama telah berakhir, meninggalkan kehilangan yang sulit dijalani oleh keduanya. Dengan kata lain, novel ini tidak berisi kumpulan cerpen atau puisi yang puitis, tapi bisa disebut sebagai buku catatan harian yang merangkum kisah kehidupan seorang Boy Candra. Tapi harus diingat, bahwa melupakan kesedihan bukan berarti melupakan segala kenangan pahit yang pernah terjadi, dan untuk mengenang segala kisahnya, novel ini bisa menjadi solusi yang tepat.


Novel ini sangat menarik untuk dibaca karena novel ini menyampaikan pesan indah yang diuntai dan disusun dalam kata-kata yang puitis yang mampu menaik turunkan emosi seseorang, yaitu contohnya “Jika cinta itu membuat gila, aku sudah tergila-gila. Berkali-kali lebih hebat dari pada sekedar jatuh cinta biasa.” yang seolah-olah mengajak pembaca untuk ikut dalam kisah penulis. 

Selain itu, Buku karya Boy Candra yang berjudul Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai ini memberikan sudut pandang yang lebih luas tentang masa lalu dan kenangan. dapat kita lihat dari pernyataan melalui kata-kata “Diam-diam aku memeluk semua kesedihan atas apa-apa yang tak pernah kamu sudahkan.” (hal. 202) yang menunjukkan sisi romantis dari Boy candra yang belum tentu dimiliki oleh pria pada umumnya.

Novel Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai Dengan mengusung tema cinta dan patah hati, sampul novel ini terlihat sangat sederhana dan tidak lebay karena hanya dihiasi warna hitam dan putih, dengan ilustrasi rintik hujan, sebuah kursi, dan payung berwarna hitam. Jika dilihat lebih detail, ilustrasi tersebut menggambarkan kesedihan yang akan lebih terasa saat kamu membaca novel ini lebih dalam lagi. Walaupun menawarkan keindahan dan daya tarik dalam bacaan, buku Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai memiliki kekurangan. Meskipun berfungsi sebagai pengungkapan perasaan penulis, terdapat beberapa kalimat yang sulit dipahami karena penggunaan bahasa Indonesia yang bersifat puitis.Hal itu ditunjukkan pada ungkapan “Cukup nikmati saja hubungan kita sebagai dua orang yang saling berbagi cerita. Tidak usah ada urusan hati” (hal.150)


Apabila dibandingkan dengan novel “Hujan” Karya Tere Liye yang diterbitkan pada 2016 memiliki alur dan cerita yang sama yaitu menceritakan tentang kenangan bersama orang yang spesial di hidup tokoh bersama hujan. Namun, novel “Hujan” lebih dapat dipahami dibandingkan novel “Senja, Hujan, dan Cerita yang telah Usai” (SHC), karena pada Novel Senja Hujan, dan Cerita yang telah usai hanya berfokus pada tokoh Aku yang memiliki kisah yang sama namun cerita yang diulang-ulang, sedangkan pada novel “Hujan” jelas bahwa kenangan itu harus dilupakan bersama hujan, dan novel “Hujan” juga lebih bervariatif karena membahas tentang kehidupan keluarga, dan persahabatan, jadi tidak melulu soal percintaan. 

Hal tersebut dapat dilihat dari pembahasan di dalam novel dalam 7 bab yang menunjukkan kisah-kisah Boy Candra yang hanya berfokus pada pengalaman cinta, beberapa kutipannya adalah “Untuk apa membenci seseorang yang pernah begitu kita cintai? kalau saja dengan membenci kita malah menjadi lebih tidak tenang” (hal.58), kutipan lain yaitu “Cinta bukan tentang memperjuangkan saja. Namun, kamu juga akan diajarkan nya bagaimana rasanya diperjuangkan” (hal.192)


Novel ini mengajak pembaca untuk mengenang masa lalu, terutama bagi mereka yang pernah merasakan luka, mencintai dan terkhianati, bahkan yang mengkhianati dan menyadari kesalahannya. Penulis mengingatkan untuk tidak terlalu terperangkap dalam kenangan, melainkan fokus pada perjalanan ke depan setelah petualangan panjang di masa lalu. Novel ini mengusung tema cinta dan patah hati, ditunjukkan oleh desain sederhana sampulnya yang mencerminkan kesedihan.

Meskipun terdiri dari tujuh bagian, buku ini lebih seperti catatan harian yang merangkum kisah kehidupan Boy Candra. Novel Senja, Hujan, & Cerita yang Telah Usai Dengan mengusung tema cinta dan patah hati, sampul novel ini terlihat sangat sederhana karena hanya dihiasi warna hitam dan putih, dengan ilustrasi rintik hujan, sebuah kursi, dan payung berwarna hitam. Jika dilihat lebih detail, ilustrasi tersebut menggambarkan kesedihan yang akan lebih terasa saat kamu membaca novel ini lebih dalam lagi.


Pesan yang disampaikan pada novel “Senja, Hujan, dan Cerita yang telah Usai” adalah bahwa mengenang masa lalu bukanlah kesalahan, namun masa kini dan masa depan harus menjadi fokus utama. Setelah mengenang, langkah selanjutnya adalah kembali ke "jalan pulang." Meskipun berisi cerita penuh emosi, novel ini dapat menjadi sarana untuk menenangkan pikiran dan hati yang sedang bergejolak.


Novel "Senja, Hujan, dan Cerita yang Telah Usai" oleh Boy Candra dianggap sebagai kelanjutan dari pesan-pesan ini. Jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang kisahnya, Ayo membaca novel ini.