Notification

×

Harapkan Menang Tender di Agustus 2022, PT Moya Dinilai Belum Berikan Solusi Atas Kelancaran Air Bersih di Kavling Kamboja

Rabu | Juni 01, 2022 WIB Last Updated 2022-06-01T04:32:48Z

Tulisan di Papan Tirplek sebagai bentuk Protes kepada PT Moya, oleh salah satu warga Kav. Kamboja, kelurahan sei pelunggut, Kecamatan Sagulung, kota Batam. 


Pelitakota.com| Batam, Menanggapi unjuk rasa yang dilakukan warga kavling Kamboja, Kelurahan Sungai Pelunggut, Sagulung, Kota Batam, pada hari selasa, 31/05/22, Manajemen PT Moya Indonesia melakukan audiensi bersama beberapa orang perwakilan warga.


Audiensi yang dilakukan antara pihak warga dan pengelola SPAM di kota Batam tersebut untuk mendengarkan aspirasi masyarakat atas keluhan mereka terkait kurangnya ketersediaan air bersih di wilayah Kavling Kamboja.


Turut hadir dalam audiensi tersebut, Manajemen PT Moya, Steve; Bidang Distribusi Air, Edward; dan Kanit Intelkam Polresta Barelang, Manullang serta 7 (tujuh) Orang perwakilan warga Kavling Kamboja, di Ruang Rapat PT Moya, Batam Center.


Dalam kesempatan itu, warga mengeluhkan  karena kesulitan mendapatkan air bersih sudah sejak 3 tahun terakhir ketika Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Batam yang sebelumnya dikelola oleh PT ATB, kini dikelola oleh PT Moya.


“Berbeda dengan pengelola SPAM Batam sebelumnya yang dikelola oleh PT ATB, kami hampir 3 tahun kesulitan mendapatkan air,” Kata Warga.


Sedangkan warga lainnya mengaku bahwa dirinya terpaksa harus menahan rasa kantuk pada hingga pukul 01.00 WIB dini hari, demi menunggu air menetes dari keran. Dirinya merasa terganggu dan sudah lelah dan tidak ada satupun perwakilan PT Moya yang datang untuk memberikan solusi.


“Memang PT Moya memberikan tangki, tapi bukan itu yang kami inginkan. Justru itu membuat konflik antar warga karena harus berebut mengisi air. Yang kami inginkan, kami dapat merasakan air 24 jam seperti kampung lainnya,” tuturnya.


Warga lainnya juga menyampaikan bahwa, setahun yang lalu, warga pernah melakukan aksi protes ke cabang PT Moya di yang di SP Plaza, Kecamatan Batu Aji. Ia mengaku, saat itu pihak PT Moya berjanji akan menyampaikan hal tersebut ke pimpinan.


“Namun sampai saat ini belum juga disampaikan permintaan kami. Makanya kami turun melakukan aksi, karena kami sudah memenuhi kewajiban kami membayar air, dan kami ingin menuntut hak kami untuk mendapatkan air bersih,” tegasnya.


Warga lainnya, Faisal juga merasa heran dengan perilaku PT Moya yang terkesan cari muka di hadapan Walikota Batam, Muhammad Rudi. Dimana kata Faisal, saat Walikota Batam datang ke tempat mereka 2 Minggu lalu, tiba-tiba air menjadi lancar.


“Tapi dilapangan warga ribut, semua kita hampir mau parang-parangan. Bapak sekalian sesekali kontrol tangki, kita menunggu sampai jam 1 malam. Padahal kami bayar tapi tak ada air, dan jujur saya cuma bisa mandi 1 kali sehari, karena kurangnya air,” pungkasnya.


Oleh karena itu, warga mendesak PT Moya Batam untuk memberikan solusi, agar masyarakat dapat merasakan air bersih 24 jam seperti daerah lain di Batam.


Menanggapi hal tersebut, pihak PT Moya Bidang Distribusi, Edward menyampaikan permintaan maaf kepada warga atas kejadian tersebut. Dirinya merasa prihatin dan akan berjanji akan berusaha sepenuhnya untuk menyelesaikan masalah tersebut.


Namun kata Edward, ada beberapa kendala yang mempengaruhi supply air salah satunya pada elevasi tinggi, cenderung mengalami gangguan supply. Selain itu, penyebab lain seperti overload dan jumlah konsumen yang terlalu banyak.


Adapun upaya jangka pendek yang dilakukan oleh PT Moya di wilayah Kavling Kamboja antara lain:

1. Menghentikan sementara sambungan baru di area yang dimaksud

2. Mempertahankan jam alir dan durasi mengalir

3. Akomodasi water tank (tangki air) bagi wilayah top elevasi

4. Pengaturan aliran katup secara optimal, dan

5. Interkoneksi jalur internal. 


“Sementara untuk jangka panjang, kita membuat usulan upsize pipa sekunder dan tersier, perkuatan jalur pipa induk, dan rencana pembangunan WTP Baru di WTP muka kuning. Ini yang akan kita dorong” tutur Edward. 


Edward beralasan, pihaknya akan habis kontrak pada Juni mendatang, dan hasil pemenang tender SPAM Batam akan kembali diumumkan pada Agustus 2022 mendatang. Untuk itu, Ia meminta agar masyarakat bersabar dan berjanji jika terpilih sebagai pemenang tender, baru akan dikerjakan 3 bulan setelah pengumuman.


Sementara itu, manajemen Moya Holding, Steve mengatakan bahwa pihaknya mengerti keadaan warga, namun terkendala karena pihaknya tidak dapat mengambil keputusan pada saat itu juga, karena pemegang keputusan ada di Badan Pengusahaan (BP) Batam.


“Kami hanya mengerjakan desainnya, tapi BP Batam yang memiliki hak anggaran untuk kemudian bisa kami kerjakan, kalau BP setuju besok, pasti akan jalan,” tuturnya.


Sementara itu, Kanit Intelkam Polresta Barelang, Manullang, menyarankan kepada warga untuk bisa melakukan audiensi dengan menghadirkan perwakilan BP Batam, karena keputusan tersebut ada di BP Batam.


“Saya kira kita rapat disini tidak ada titik temunya bapak ibu, karena kita dengar tadi bahwa keputusan ada di BP Batam. Kalau bapak ibu mau, kami dari Intelkam akan mengundang pihak terkait untuk kita diskusi terkait hal ini di Polresta Barelang,” tuturnya.


persoalan air bersih yang di dibahas dalam audiensi tersebut di nilai belum menemukan titik terang. Sementara warga yang mengikuti audiensi meminta PT Moya untuk  menyampaikan kembali solusi kepada warga yang masih melakukan unjuk rasa di luar. 


Setelah menyampaikan hasil audiensi, tampak warga lainnya tidak setuju dan bersikeras untuk tetap berada di depan Kantor PT Moya, hingga mendapatkan kepastian kapan air bersih di Kavling Kamboja berjalan lancar.(SS/Red).