Notification

×

Pertumbuhan Ekonomi Batam Meningkat Capai 6,84%, Kepala BP Batam : Infrastruktur Rangsang Ekonomi Hulu Hilir

Rabu | Maret 01, 2023 WIB Last Updated 2023-03-01T09:54:08Z

Kepala BP Batam Muhammad Rudi

Pelitakotacom|Batam, Laju pertumbuhan ekonomi Batam meroket mencapai angka 6,84 % pada tahun 2022. Data ini dilansir dari Badan Pusat Statistik Kota Batam yang melaporkan sejumlah indikator pertumbuhan ekonomi Batam, menunjukkan capaian menggembirakan.


Pertumbuhan ekonomi Kota Batam tahun 2022 meningkat sebesar 2,09% dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi tahun 2021 yang berada pada angka 4,75%.


Tercatat, dengan persentase ini, maka pertumbuhan Batam berada pada angka tertinggi sepanjang 5 tahun terakhir, dan lebih tinggi dibanding dengan angka pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau sekitar 3,15% dan nasional sebesar 5,31%.


Kepala BP Batam Muhammad Rudi, mengatakan bahwa perencanaan BP Batam yang terintegrasi dan menyeluruh dapat mendorong target-target pembangunan Batam dan menggerakan sektor ekonomi daerah.


“investasi infrastruktur publik kami harapkan memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Kita harapkan dengan arah kebijakan pembangunan Batam yang sudah disusun (BP Batam), angka ini bisa terus naik hingga 7%.” target Muhammad Rudi.


Sementara itu, indikator ekonomi lainnya juga menunjukkan angka yang positif.


Nilai Ekspor Batam tahun 2022 mencapai US$15.562,16 Juta dan mengalami kenaikan 29,29% dibanding tahun 2021. Dengan komoditas ekspor terbesar yakni Mesin / Peralatan Listrik dengan nilai US$7.238,59 Juta, disusul komoditas ekspor Mesin Perawatan Pesawat Mekanik sebesar US$1.518,45 Juta.


Sehingga, nilai kumulatif ekspor Kota Batam menyumbang 79,29 persen dari total kumulatif ekspor Kepulauan Riau yang senilai US$19.626,16 Juta.


Adapun volume dan nilai ekspor terbesar menurut negara tujuan masih didominasi oleh negara Singapura, disusul Amerika Serikat, Tiongkok, Denmark dan India.


Sementara, total Impor Jan-Des 2022 sebesar US$13.299,92 Juta dan angka ini naik sebesar 20,25 persen dari tahun lalu, yang disebabkan oleh naiknya impor kumulatif hasil industri.**